Rabu, 30 November 2011

Independen Bukan Jaminan Sukses


Pasangan Laode Muhammad Nurjaya dan Silverius Oscar Tunggal menjadi calon wali kota dan wakil wali kota Kendari dalam pemilihan Juli 2012. Mereka menjuluki diri O2 — yang diambil dari nama panggilan mereka, Oge dan Onte.

Mereka maju lewat jalur independen. Oge adalah mantan pegawai negeri, sementara Onte aktivis lingkungan yang juga pendiri Radio Swara Alam dan TV Kendari. Onte juga punya perusahaan pengelolaan hutan berbasis komunitas. 

Oge-Onte percaya bahwa melalui jalur independen alias tanpa partai, mereka dapat lebih efektif membuat perubahan mendasar karena bebas dari beban masa lampau dan hutang budi — kecuali kepada rakyat. 

Apakah memang calon independen adalah harapan yang masuk akal dan pasti akan lebih berhasil?

Kita belum tahu secara empiris. Tetapi secara teoritis, ada benarnya bahwa dengan bebas beban itu, mereka akan dapat membuat keputusan-keputusan yang lebih tepat dengan perspektif masa depan yang lebih panjang. 

Tentu saja calon seperti Oge dan Onte juga ingin mengandalkan pengalaman nyata mereka dalam mengelola kebijakan dan melaksanakan berbagai program. Mereka juga ingin menonjolkan kompetensi dan inovasi yang memang sangat dibutuhkan kota-kota di seluruh dunia sekarang ketika harus segera bertahap, tapi cepat, banting setir mengubah pola produksi dan konsumsi menuju kelestarian, bukan kehancuran. 

Sementara itu, dalam pemilihan gubernur tahun 2012, Jakarta juga punya beberapa calon independen. Yang sudah deklarasi adalah Faisal Basri Batubara dan Biem Benjamin. Faisal seorang aktivis reformasi, pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), dan ekonom juga penulis.  Sedangkan Biem Benjamin seorang pengusaha radio, anggota Dewan Perwakilan Daerah.

Meskipun Faisal Basri Batubara adalah pendiri dan mantan Sekretaris Jenderal PAN yang pertama, ia adalah calon independen karena mencalonkan diri dengan dukungan langsung 3 persen penduduk Jakarta. Mereka tidak dicalonkan oleh partai politik tertentu. Mereka memperkenalkan inovasi mengumpulkan dana sumbangan masyarakat secara langsung dan terbuka. 

Sambil menghargai ketulusan, integritas dan perannya sebagai penantang calon partai, saya merasa warga perlu menilik dan menilai kompetensi objektif para calon independen. Sekadar independen bukan jaminan sukses. Mereka juga harus meyakinkan warga tentang substansi pengetahuan dan kebijakan perkotaan mereka. 

Dan yang tak kalah penting, bayangan bagaimana melaksanakannya di lapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar