Selasa, 05 April 2011

Buah Pare Bisa mengobati Diabetes


DUA dasawarsa ini wabah kencing manis dunia, tercepat dan terbesar terjadi di Asia Pasifik (Dr Clive Cockram, Ketua Asia Pasifik Tipe 2 Diabetes Mellitus Policy Group). Kenyataan ini memberi dampak besar terhadap konsekuensi sosial ekonomi regional.
Selama ini kencing manis bukan turunan (diabetes mellitus, DM, Tipe 2). Wabah kencing manis pada lebih 90 persen kasus kencing manis dunia terjadi pada kelompok usia baya dan tua. Namun, sekarang DM juga banyak menimpa anak, remaja, dan warga kurang mampu. Penyebabnya lantaran kurang gerak, dan menu kebarat-baratan. AS, Rusia, Jepang, Pakistan, dan Indonesia, termasuk negara yang tengah memikul ancaman itu.
Kencing manis tergolong penyakit menahun. Tubuh perlu disokong agar insulin yang membantu memasukkan gula ke dalam sel, jumlah dan fungsinya mencukupi. Untuk itu diperlukan obat atau insulin tambahan. Selama insulin tubuh hanya bisa memadai dengan bantuan obat atau tambahan suntikan insulin, tubuh pasien DM bergantung obat sepanjang hidup. Padahal obat sendiri membawa dampak ekonomi, selain efek sampingnya.
Khasiat buah pare (momordica charantia) sebagai obat di Cina sudah dicatat Li sejak tahun 1578. Awalnya sebagai tonikum, obat cacing, obat batuk, antimalaria, seriawan, penyembuh luka, dan penambah nafsu makan. Ratusan riset di banyak negara yang berkembang kemudian menyingkap buah pahit ini berefek menurunkan kadar gula darah (hypopglycemic effect) pada kelinci sehat maupun yang sudah dibuat berpenyakit gula.
Riset serupa di Jerman, Inggris, India, Jepang, Thailand, dan Malaysia mempertegas zat berkhasiat pare sebagai antidiabetes. Buah pare yang belum masak mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin.
Untuk menemukan kandungan zat berkhasiat lain dalam buah pare, analisis phytopharmaca buah pare sudah banyak dikerjakan. Sejak lama pare digunakan juga sebagai anti-kanker, anti-infeksi, dan dalam tahun-tahun belakangan terungkap pula kalau pare berkhasiat sebagai anti-AIDS (Riset Zhang 1992; Eric von Wettberg, 1998; TB Ng 1995; dan Sylvia Lee-Huang 1995). Efek buah pare sebagai anti-virus HIV terletak pada kandungan protein momorcharin alfa dan beta, atau pada protein MAP30 (Momordica Antiviral Protein 30).
Efek pare dalam menurunkan gula darah pada hewan percobaan bekerja dengan mencegah usus menyerap gula yang dimakan. Selain itu diduga pare memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat antidiabetes paling tua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar pancreas tubuh memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula glycogen di hati. Efek pare dalam menurunkan gula darah pada kelinci diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.
Dari begitu banyak riset pare sebagai penurun gula darah, ada benang merah bahwa dalam menurunkan gula darah, pare memiliki lebih dari satu mekanisme. Lebih dari itu, penelitian pare di Jerman berhasil menemukan dosis efektif penurun gula darah pare pada kelinci sehat sebesar 0,5 gram/ kg berat badan, dan 1-1,5 gram/kg berat badan untuk kelinci yang sengaja dibikin kencing manis.
Apakah dosis terapi pare pada manusia setara dengan dosis terapi pada kelinci, hingga kini belum seluruhnya jelas. Namun, pemakaian dosis pare yang berlebihan perlu dipertimbangkan, apalagi jika penggunaannya digabung dengan obat antidiabetes dari dokter. Penggunaan saripati pare pada ibu hamil, anak-anak, dan orang-orang yang kadar gula darahnya cenderung rendah, tidak dianjurkan, sebab bisa membahayakan.
Melihat potensi buah pare sebagai anti-diabetes, bagi pasien diabetes pare membuka cakrawala baru. Selain pada kencing manis turunan, pare terutama bermanfaat bagi pasien diabetes Tipe 2, jenis kencing manis bukan turunan yang terbanyak mengisi populasi diabetes dunia. Termasuk bagi warga tak mampu di Indonesia.
Dunia menaruh harapan pada buah pare sebagai anti-diabetes oleh karena obat kimiawi tidak lebih aman dan lebih murah dibandingkan obat alami seperti buah pare. Di Amerika dan Eropa, kencing manis menyedot 10 persen ongkos kesehatan nasional.
Sementara itu, dalam pilihan terapi apa pun, kini dunia semakin condong beralih seberapa bisa mencari khasiat obat yang berasal dari alam (phytopharmaca). Pertimbangannya, efek samping obat dari alam umumnya tidak seburuk obat sintetis. Namun, persoalannya tetap saja bahwa penelitian bahan alam untuk dijadikan obat pun sama petik dan makan ongkos seperti temuan untuk sebuah obat sintetis. (HANDRAWAN NADESUL, Pengasuh rubrik kesehatan disejumlah media, penulis kolom dan buku)
Sumber: Kompas, Selasa, 02 Juli 2002

Khasiat buah pare

Tanaman satu ini terkenal karena buahnya yang pahit. Toh, meski pahit, tanaman pare ternyata memiliki banyak khasiat. Tanaman satu ini memang pahit. Tapi, di balik rasa pahit itu ternyata tersimpan sejuta manfaat untuk kesehatan. Coba perhatikan kandungan kimia yang terdapat pada tanaman pare. Buahnya mengandung albiminoid, karbohidrat, dan zat warna, daunnya mengandung momordisina, momordina, karantina, resin, dan minyak lemak, sementara akarnya mengandung asam momordial dan asam oleanolat. Bijinya mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial.
Tanaman pare (Momordica charabtia) berasal dari kawasan Asia Tropis, namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke wilayah Indonesia. Saat ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah Nusantara. Umumnya, pembudidayaan dilakukan sebagai usaha sampingan. Pare ditanam di lahan pekarangan, atau tegalan, atau di sawah bekas padi sebagai penyelang pada musim kemarau.
Ada sederetan penyebutan nama tanaman pare, misalnya: paria, parea, pepareh, popare, papari, pepare, pariane, kambeh, paya, prieu, foria, pariak, paliak, truwuk, paita, poya, pudu, pentoe, beleng-gede, pania, pepule, kakariano, dan taparipong. Ini menunjukka, tanaman pare sudah tersebar di pelosok daerah. Hanya saja, masih banyak belum diketahui, pare ternyata bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan beberapa penyakit maupun meningkatkan kesehatan manusia.
Pare tergolong tanaman semak semusim, yang hidupnya menjalar atau merambat, dengan sulur berbentuk spiral. Daunnya tunggal, berbulu, berbentuk lekuk tangan, dan bertangkai sepanjang 10 cm. Bunganya berwarna kuning-muda. Batangnya masif mempunyai rusuk lima, berbulu agak kasar ketika masih muda, namun setelah tua gundul, warna hijau. Buahnya buni, bulat telur memanjang, warna hijau, kuning sampai jingga, dan rasanya pahit. Biji keras, warna cokelat kekuningan.
Apa saja, sih, kegunaan tanaman pare?

Khasiat Buah :

1. Disentri
Sediakan 2 buah pare segar, cuci lalu potong-potong. Tambahkan seperempat gelas air bersih, lalu diblender. Seduh dan peras. Silakan diminum 2 kali sehari.
2. Kencing Manis
Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan. Tambahkan setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama 2 minggu.
3. Penambah ASI
Ambil 1 buah pare, cuci bersih, lalu rebus beberapa menit. Dipakai sebagai lalap.
4. Bisul
Buah pare dipakai sebagai obat luar. Ambil 1 buah segar lantas dilumatkan. Borehkan pada bagian yang terkenal bisul.
5. Bronkhitis
Sediakan 2-3 buah pare, lalu diambil sarinya. Berikan 1 sendok makan madu. Minum sekali sehari. Lakukan selama 3 bulan. Resep ini juga baik untuk menyembuhkan anemia, radang perut, sakit pada hati, nyeri haid, reumatik, dan melangsingkan tubuh.

Khasiat Daun :

1. Bisul dan cacing kremi
Sediakan 1 genggam daun segar, diberi seperempat cangkir air bersih, lalu blender. Saring dengan kain kasa. Jika perlu, tambahkan sedikit garam, gula aren secukupnya, dan jeruk nipis. Minum sekali sehari seperempat cangkir. Lakukan selama 1 minggu.
2. Demam nifas
Ambil 3 daun pare segar, cuci bersih, dan lumatkan. Tambahkan segelas air dan sedikit garam, lalu seduh. Peras dan saring, lalu minum 2 kali sehari sebanyak setengah gelas.
3. Penambah ASI
Sediakan 2 daun pare lalu panaskan beberapa saat. Kompreskan pada payudara.
4. Sakit pada hati
Sediakan 6 gram daun pare segar, 5 gram rimpang temulawak, dan 110 ml air. Didihkan semua bahan selama 15 menit, lalu saring dengan kain kasa, dan peras. Minumlah sekali sehari. Ulangi selama 2 minggu.
5. Rambut Subur
Ambil beberapa helai daun pare segar, cuci bersih lalu remas-remas. Cukup dioleskan ke kulit kepala anak.
6. Batuk
Pilihlah 7 daun pare segar, lantas seduh dengan 2 sendok makan air bersih. Setelah itu, peras dan saring. Minum 2 kali sehari.
7. Bekas luka
Cuci bersih segenggam daun pare segar, lalu lumatkan. Tambahkan air panas sedikit, lalu peras. Campur air perasan dengan 2 sendok makan tepung beras, lalu aduk sampai merata. Borehkan pada bagian bekas luka setiap hari.
8. Wasir
Ambil 5 daun pare segar, tambahkan seperempat gelas air, didihkan dan peras. Ambil 3 sendok air perasan ini, lalu dicampur dengan segelas yoghurt cair. Minum setiap pagi.
9. Kemandulan
Sediakan 27 gram sari daun pare segar, 7 butir lada hitam, 3 siung bawang putih, dan 27 gram gula jawa. Semua bahan dilumatkan, lalu tambahkan segelas air bersih. Didihkan dan peras. Minum air perasan setiap hari selama 3-4 bulan.
10. Penyakit kulit
Buatlah 1 cangkir sari daun pare. Caranya, ambil 3 helai daun pare ditambah satu setengah cangkir air. Didihkan dan peras. Campur air perasan berupa sari ini dengan sesendok air jeruk. Minum sekali sehari.
11. Rabun malam
Sari daun pare dioleskan di sekitar mata.
Khasiat Akar
1. Disentri Amoeba
Ambil segenggam akar pare, tambahkan segelas air bersih. Didihkan dan peras. Minum sekali sehari.
2. Ambeien
Ambil akar pare, cuci bersih, lantas lumatkan. Oleskan ramuan ini pada ambeien.
COBA HIDROPONIK
Lahan terbatas? Tak masalah, gunakan saja cara hidroponik.
Persiapan Media
Satu ember plastik warna hitam, plastik strimint sepanjang 25 cm, pupuk majemuk NPK (15-15-15), insektisida, dan zeolot. Lubangi dasar ember untuk memperlancar pengeluaran air. Lalu, masukkan plastik strimint selebar dasar ember. Tambahkan zeolot secukupnya, jangan terlalu penuh. Penambahan zeolot seiring dengan pertumbuhan pare. Tambahkan pula pupuk NPK dan butiran insektisida. Lakukan penyiraman secara rutin, hingga air yang keluar menjadi jernih.
Persemaian
Benih pare direndam dalam air hangat selama 1 jam, lalu ditanam dalam bak plastik berisi pasir sedalam 1 cm. Lakukan penyiraman saban hari. Pada umur 1 minggu, biasanya muncul 2 daun, biarkan sampai punya 4 daun. Setelah itu, barulah ditanam dalam ember yang sudah disiapkan. Letakkan pare hidropinik ini di tempat yang teduh dan aman dari segala gangguan.
Perawatan
Pasang ajir 5 hari setelah tanam untuk merambatkan tanaman. Selain itu, ajir juga akan memudahkan pemeliharaan, dan tempat menopang buah pare yang posisinya bergelantungan. Kalau ada hama, segera ambil dan bunuh. Bila perlu, semprot dengan insektisida.
Petik buah
Pare hidroponik dapat dipanen 10 – 12 minggu setelah tanam.
Kandungan gizi buah pare dalam 100 gram:
Kandungan gizi
  1. Kalori 29,00 kal
  2. Protein 1,10 gr
  3. Lemak 0,30 gr
  4. Karbohidrat 6,60 gr
  5. Kalsium 45,00 mg
  6. Fosfor 64,00 mg
  7. Zat besi 1,40 mg
  8. Vitamin A 180,00 SI
  9. Vitamin B 0,08 mg
  10. Vitamin C 52,00 mg
  11. Air 91,20 gr
KONTRASEPSI ALAMI
Anda ingin menunda punya momongan? atau sengaja ingin menjarangkan kehamilan secara alami? Pare dan biji kapas bisa menjadi pilihan kontrasepsi alami. Kedua bahan ini terbukti mampu menghalangi seperma dan menurunkan kesuburan pria.
Bagi Anda pria yang belum punya anak hati-hati dengan mengkonsumsi sayuran buah Pare (Momordica charantia). Sayuran ini ternyata mengandung zat antifertilitas yang dapat menurunkan kesuburan. Zat yang berpengaruh sama juga terdapat dalam Biji kapas (Gossypium hirtusum).
Dalam sebuah acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Perkumpulan Andrologi dan Perhimpunan Dokter Sepesialis Andrologi, Dr. Azwar Agoes mengungkapkan potensi tanaman obat Indonesia yang bisa dijadikan alat kontrasepsi pria. Hasil penelitian menunjukan kedua tanaman ini mampu menurunkan kesuburan pria. Menghambat pertumbuhan spermatozoa, menghambat transportasi sperma dan menghalangi penyimpanan sperma.
Ekstrak tanaman pare juga mengandung senyawa sitotoksik seperti saponin titerpen dan cucurbitacin yang terbukti mampu menurunkan kualitas seperma. Sedangkan senyawa gasipol dalam biji kapas terbukti mampu menurunkan libido sekaligus menurunkan kesuburan sperma. Tentu biji kapas harus diolah menjadi miyak dulu agar hasilnya lebih efektif.

Fakta Baru Buah Pare

Sebuah penelitian di Chinese University of Hongkong berhasil mengisolasi dua jenis protein dari dalam buah pare. Protein yang diberi nama Alpha dan Beta ini dipercaya mampu menghambat laju kerja virus HIV penyebab AIDS. Sementara hasil uji lab New York Universitiy School of Medicine menemukan protein jenis ketiga yang diberi nama MAP 30, yang lagi-lagi konon bermanfaat untuk mencegah laju HIV. Namun jika Anda akan mencoba terapi pare, buah yang pahit ini memiliki toksisitas yang tinggi penyebab keguguran. Sebaiknya tidak diterapkan pada wanita hamil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar