Jumat, 01 April 2011

Kisah Suster jepang Korban Tsunami

Bencana gempa bumi dan tsunami Jepang meninggalkan luka yang dalam bagi para penduduknya. Tak terkecuali seorang suster yang mengaku sering dihantui teriakkan pasiennya yang tidak terselamatkan.


Suster itu adalah Fumiko Suzuki yang bertugas di rumah sakit Takata, Kota Rikuzentakata, Prefektur Iwate, salah satu kota terparah tertimpa tsunami. Rumah sakit ini sendiri diabaikan karena kerusakan yang parah.

Seperti dikisahkan di laman CNN, Senin, 28 Maret 2011, Suzuki mengatakan bahwa dia kerap mendengar suara-suara teriakan para pasien yang tidak dapat diselamatkannya. Beberapa dari pasien, ujar Suzuki, adalah para manula yang sudah tidak dapat berjalan.

"Saya mendengar seseorang berteriak 'bibi, saya tidak bisa menyelamatkanmu. Maafkan saya'. Lalu dia lari keluar ruangan," ujar Suzuki.





Saat kejadian, Suzuki mengatakan gelombang tsunami terlihat setinggi empat lantai rumah sakit. Suzuki mengatakan bahwa dia terpaksa meninggalkan pasien. "Maafkan saya," ujar Suzuki kepada pasiennya sebelum lari menyelamatkan diri.

Tindakan Suzuki ini dilakukannya lantaran tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan nyawanya selain lari dan meninggalkan pasiennya.

"Jika saya menyelamatkan mereka yang terbaring di tempat tidur, saya juga pasti akan tewas," ujarnya. "Itu adalah penyesalan terbesar dalam hidup saya," Suzuki menambahkan.

Seperti kebanyakan warga lainnya, Suzuki juga kehilangan tempat tinggal, keluarga dan teman-temannya akibat tsunami. Untuk mengatasi rasa bersalahnya dan menghilangkan suara-suara yang menghantuinya, Suzuki bertekad tetap mengabdikan dirinya untuk para pasien.


"Apapun situasinya, saya akan tetap tinggal. Berbicara dengan para pasien adalah obat saya. Saya merasa bukan hanya saya yang merawat mereka, tapi saya juga merasa dirawat oleh mereka," ujarnya.

Gempa berkekuatan 9 skala Richter disusul gelombang tsunami menghantam rumah sakit tersebut. Hampir semua lantai dipenuhi air laut. Semuanya hancur, lumpur tebal masih terlihat di setiap lantai rumah sakit.


Dari 51 pasien di rumah sakit tersebut, para dokter dan suster terpaksa meninggalkan 12 pasiennya yang sulit dipindahkan dari tempat tidur. Salah satu dokter, Mikihito Ishiki, mengatakan satu orang pasien tewas saat suster memindahkannya ke atap rumah sakit. "10 Dari suster juga tewas ketika menyelamatkan pasien," ujar Ishiki.






kita doain.. smoga Jepang cepat kembali seperti semula...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar